Rangkuman Buku Sebelas Patriot
Bab
1(Ayah di sini)
Ada seorang anak dengan dua
temannya menggoda seekor luak yang berada di dalam sebuah kandang saat didekat
lingkaran belasan orang dewasa. Ketiga anak ditakuti oleh luak dan lari ke tiga
orang yang berbeda, dan masing-masing anak lari ke ayahnya. Saat itu tiga anak
itu Masih umur 3-4 dan salh satu dari mereka akan memiliki cerita. Ayahnya
bekerja di PT Timah, anak itu pernah melihat orang yang kerjanya sama dengan
ayahnya mengumpul dalam warung-warung kopi dan yang mengumpul di warung kopi
itu adalah yang muda dan tua. Mereka membicarakan hal yang beda, yang muda
membicarakan tentang orkes dangdut dan masalah pemerintah dan yang tua
membicarakan tentang masa sulit penjajahan belanda.
Bab 2(Album Foto)
Anak itu belajar tentang sejarah yang tentang
timah yang di belitong yang direbut oleh Belanda dengan cara memaksa anak kecil
untuk bekerja di parit-parit tambang untuk kerja rodi. Diantara anak-anak itu ada
tiga anak dan umurnya adalah 13, 15, dan 16. Belanda menjajah dengan keji
tetapi waktu demi waktu rakyat melayu mendapatkan cara untuk melawan
penjajah.Waktu anak itu kelas lima SD dia menemukan sebuah album foto yang dia
pandangi dengan ceria, saat memandangi foto dalam album ibunya merebutnya dan
memberi peringatan dan menyembunyikannya. Anak itu mencari album itu dan
akhirnya ketemu di sebuah lemari rustik, anak itu memandangi foto-foto itu dan
tertarik kepada sebuah gambar yang hitam-putih, berbintik, dan samar. Setelah
menemukan foto itu, anak itu mengambil foto itu waktu ayahnya memanggil dia
untuk berangkat. Ayahnya sudah mengayuh dan meninggalkan anak itu, Anak itu
melihat dan ingat tentang trik ayahnya yang membuatnya lari dan melompat ke
boncengan sehingga pantatnya sakit. Anak itu makin dekat dengan ayahnya dan
tetap saja ayahnya adalah seorang pendiam dan anaknya selalu menanyakan dia
tentang kasatmatanya, misalnya telapak tangannya yang kasar dan jalan yang
terpincang-pincang, ayahnya menjawab “Belanda, Bujang, Kerja pada zaman
Belanda” setelah dijawab pertanyaannya anak itu diam sebentar dan mulai menanya
lagi.
Bab 3(Tiga Saudara)
Setelah menjarah lagi, anak itu menemukan VOC
yaitu meskapai timah yang terletak di belitong dan di dalam VOC ada unit-unit
yang membuat parit tambang, dok kapal, bengkel, logistic, dan lain-lain. Masing-masing
unit diberi kesempatan untuk membuat tim olahraga, walaupun begitu orang Melayu
tidak boleh menang dan diberi hukuman jika tidak mematuhi peraturan yang dibuat
oleh Van Holden. Orang melayu juga harus memeriahkan hari peringatan kelahiran
ratu dan permainan olahraga tertentu. Dalam sepak bola ada persatuan bernama
NIVB, dalam sepak bola ada tiga orang anak melayu yang bersaudara dan mereka
berumur 13, 15,dan 16, yang berumur 13 adalah sayap kiri, 16 gelandang, dan 15
sebelah kanan. Tiga bersaudara itu digemari oleh para penonton dan yang paling
digemari adalah yang sayap kiri. Tiga bersaudara itu ditugaskan di dalam unit
parit tambang yang sangat rendah dalam VOC, yang paling rendah hanyalah orang
yang dibuang ke pulau terpencil dan disuruh untuk membangun bunker
persembunyian, gudang senjata, dermaga, dan lain-lain.
Bab 4(Sayap Kiri)
Van Holden mendengar tentang tiga bersaudara
dan menyaksikan permainan mereka, tiga bersaudara itu bermain dan melakukan
tak-tik mereka yang membuat bentuk segitiga. Strategi mereka adalah yang
sebelah kanan membawa dan menendang bola itu ke gelandang, lalu si gelandang
mengoper ke sayap kiri dan si sayap kiri melewati center back dan menendang
bola ke gawang. Pelatih tim mereka adalah pelatih Amin dan untuk tiga bersaudara
pertandingan sepak bola adalah medan perang lawan penjajah sekaligus surga
kecil selama empat puluh lima menit kali dua. Van Holden yang melihat mereka
main melarang mereka untuk main jadi tim parit tambang itu kalah, dalam suatu
pertandingan tiga bersaudara bermain lalu setelah bermain mereka ditangkap oleh
prajurit dari Belanda. Esok harinya pelatih Amin dilarang untuk terlibat dalam
sepak bola dan yang 16 tahun dengan yang 15 tahun disuruh untuk membangun dermaga,
kalau yang sekarang umur 14 tahun tetap bekerja dalam parit tambang. Pada suatu
hari, si bungsu dipanggil oleh Van Holden untuk bekerja sama dengan belanda,
tetapi si bungsu menolak dan dibuang ke pulau dengan luka parah dan disuruh
untuk membangun mercusuar.
Bab 5(Kisah Lama)
Si anak kecil yang bernama Ikal masih menympan
foto yang dia ambil dari album foto, dan dia ingin mengetahui apa kisah dibalik
foto itu, si Ikal menanyakan pemburu tua yang seangkatan dengan ayahnya. Si
pemburu tua menjawab kalau orang yang
memegang piala dalam foto adalah ayahnya si Ikal dan pada saat itu sangat hebat
tetapi sangat menyedihkan. Kisah dalam foto itu diceritakan oleh pemburu tua
dan kisah itu berisi tentang ayahnya Ikal yang sebenarnya adalah anak bungsu
dalam tiga bersaudara, pemburu tua menceritakan bahwa tiga bersaudara datang
kembali dan bekerja di parit tambang, mereka bermain sepak bola lagi dengan
pelatih Amin dan bermain kompetisi itu dengan sebelas pemain, sebelas patriot.
Tiga bersaudara melakukan formasi segitiga dan si bungsu mencetak gol dan
bertriak Indonesia!!!!, setelah pertandingan tiga bersaudara dan pelatih Amin
dihukum dan tempurung kaki kirinya Si Bungsu telah dihancurkan Belanda. Ikal
sangat sedih dan menangis ketika dia pulang.
Bab 6 (Komentator)
Ikal belajar tentang perjuangan
orang Melayu terhadap Belanda, dia menonton bola bersama ayahnya dengan pelatih
Toharun yang menjadi komentar di balai desa. Ikal melihat ayahnya menggerakan
kaki kirinya seperti ingin menendang bola, Ikal berusaha menjadi pemain PSSI
untuk menggantikan ayahnya.
Bab 7(Pelatih Toharun) Ikal masuk
kelompok sepak bola yang dilatih oleh pelatih Toharun. Pelatih Toharun memiliki
cara melatih dengan metode buah-buahan dan teori kalau kualitas pemain sepak
bola tergantung bentuk pantatnya, saat pelatih Toharun menanyakan Ikal tentang
namanya dan mau menjadi apa, Ikal menjawab namanya dan kalau dia ingin menjadi
sayap kiri.
Bab 8(Indonesia! Indonesia!) Ikal
dan teman-temannya sangat rajin berlatih dan Ikal mengalihkan banyak hal
seperti sisiran rambut dari arah kanan ke kiri dan menulis dengan tangan kiri
untuk bisa menendang dengan kaki kiri, Ikal menjadi pemain nomor sebelas dan
dilatih dengan metode buah-buahan dan si Ikaldiajari dengan cara buah pisang
yang melengkung, jika berhasil melakukan apa yang ditugaskan pelatih Toharun
akan memberi buah masing-masing. Dalam sebuah pertandingan Ikal mencetak gol dan
berteriak Indonesia!!! Sama seperti ayahnya.
Bab 9(Aura)
Ikal berhasil untuk melakukan tes
berikutnya. Waktu Ikal masuk ke pemilihan terakhir, pelatih lain menanya
pelatih Toharun mengapa harus Ikal yang dipilih, pelatih toharun menjawab
karena bentuk pantatnya.
Bab 10(Prestasi Tertinggi)
Ikal berhasil masuk ke pemilihan terakhir
untuk menjadi pemain PSSI Junior tetapi dia gagal melakukan tes terakhir dan
kembali ke Belitong, dia bertemu dengan pelatihnya dan ayahnya dengan wajah
sedih dan kecewa. Ikal gagal untuk masuk ke PSSI ketika dia mencoba lagi,
ayahnya Ikal membuat dia main bulu tangkis dan Ikal mengalihkan hal-hal yang
diganti menjadi sebelah kiri jadi sebelah kanan lagi.
Bab 11(Menjadi Pemain PSSI, Hampir)
Ikal semakin dewasa dan pelatih Toharun
digantikan oleh pelatih Tohamin, saat ikal membonceng ayahnya untuk ke balai
desa ayahnya memuji dia, pada suatu saat Ikal menanyakan ayahnya tentang klub
sepak bola kesayangannya dan ayahnya menjawab Real Madrid, lalu Ikal menanyakan pemain yang ayahnya suka
dalam Real Madrid dan ayahnya menjawab Luis Figo.
Bab 12(Adriana)
Setelah SMA Ikal kuliah di Universitas
Sorbonne, Prancis. Waktu musim panas, dia backpacking bersama sepupunya dan
mereka berpisah di jalan karena Ikal ingin ke Madrid. Di toko resmi Real Madrid
yang terletak di sebuah stadion bola, Karyawan bernama Adriana yang di cash
register menyapanya dan bilang kalau ada kaos yang ditanda tangani oleh Luis
Figo, tetapi harganya dua ratus lima puluh euro.
Bab 13(Apa pun yang Terjadi)
Ikal bekerja di sebuah tempat di
Barcelona dan kerjaannya adalah membantu orang dengan pekerjaan tertentu. Ikal
bertemu dengan Margarhita Vargas yang bekerja di tempat dia bekerja, ketika
Ikal berhasil mendapatkan uang yang cukup untuk membeli kaos tanda tangan Luis
Figo, dia ke Madrid secepatnya dan ke toko resmi Real Madrid. Waktu sudah
sampai ke took resmi itu, tidak ada kaosnya tetapi Adriana menyimpannya untuk
diberi ke Ikal, mereka bertemu di coffee shop untuk saling menceritakan tentang
sepak bola. Adriana menawarkan Ikal untuk menonton pertandingan sepak bola
antara Real Madrid dan Valencia bersama.
Bab 14(Perempuan-Perempuan Gila
Bola)
Menjelang pertandingan sepak bola
antara Real Madrid dan Valencia, Ikal dan Adriana bertemu di kafe-kafe mereka
berbicara tentang bola dan bercerita tentang berbagai hal, dan mereka berdua
sangat menyukai sepak bola. Ikal belajar
berbagai hal dari Adriana tentang perempuan yang suka sepak bola, dan perbedaan
antara penggila sepak bola yang laki-laki dan perempuan. Setelah mendapatkan
baju untuk hadiah Ayahnya Ikal dan pelatih Toharun, Ikal pulang ke Indonesia,
tentu saja setelah menonton pertandingan antara Real Madrid dan Valencia.
Buku= Sebelas Patriot
Penulis= Andrea Hirata
Penerbit= Penerbit Bentang
Komentar
Posting Komentar